Aku dan Kampungku - Blognya iki

Blognya iki

Selamat datang di blog yang sederhana ini

Post Top Ad

Wednesday 31 January 2018

Aku dan Kampungku



Assalamu’alaikum...
Setelah sekian lamanya karena dengan bermacam kesibukan dan juga baru selesai ujian akhir semester, akhirnya aku bisa nulis kembali di sini, di blog yang seadanya. Di postingan sebelumnya Dusunku sudah aku jelaskan sepenggal cerita kehidupan yang ada di kampung tempat kelahiranku. Kali ini aku akan membahas kembali sedikit tentang kampungku ini.

Untuk bisa sampai kampung kami ini, kita harus terlebih dahulu menyebrangi Sungai Sambas Besar dari kota Tebas menuju Perigi Piai menggunakan kapal feri maupun sampan. Setelah itu, melewati Kecamatan Tekarang hingga sampai di Desa Teluk Kaseh yang kemudian akan menemukan sebuah gang  yang didepannya ada plang yang bertuliskan “Selamat Datang di Dusun Kayar Hilir Desa Teluk Kaseh”. Untuk saat ini jalan untuk mengakses menuju kampung kami sudah cukup layak untuk dilalui mulai dari kendaraan roda dua sampai roda empat. Hanya saja ketika sudah masuk ke dusun kami, jalannya masih terbilang rusak karena aspalnya telah hancur yang hanya memanfaatkan bongkahan-bongkahan batu dan tanah keras, serta ada juga sebagian jalan yang sudah disemen. Akan tetapi, jika sudah masuk beberapa ratus meter ke dalam, kita akan menemukan jalan setapak di sebelah kanan seberang sungai Kayar yang menjadi jalan alternatif bagi pejalan kaki, pesepeda maupun pesepeda motor.

Berbicara tentang tentang sungai Kayar, sungai ini merupakan sungai yang menjadi salah satu sumber kehidupan di kampung kami. Sungai kecil yang bermuara di Sungai Sambas Besar ini, juga menjadi jalan alternatif untuk berpergian bagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan darat tetapi masih memiliki kendaraan air seperti sampan. Dulunya, sungai ini banyak sekali ikan-ikan air tawar. Akan tetapi, karena orang-orang yang tak bertanggung jawab sungai ini tak kaya lagi akan hewan-hewan air tawar yang layak untuk dikonsumsi. Sungguh sangat disayangkan memang, masyarakat yang dulunya rata-rata hobi memancing, sekarang sudah berkurang jumlahnya. Sehingga yang masih betah dengan hobinya, memaksakan diri untuk pergi ke ujung sungai Kayar bahkan pergi ke sungai besar untuk mencari sesuap lauk.

Cukup sekian tinta yang bisa aku curahkan untuk menceritakan sedikit percikan warna kehidupan yang ada di kampung kelahiranku, mungkin di lain kesempatan akan dilanjutkan kembali dengan hal-hal menarik lainnya baik dari kampungku sendiri maupun cerita-cerita yang lainnya. Sampai jumpa lagi dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum...

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad