Assalamu’alaikum...
Di daerah kami khususnya di Sambas buah ini disebut Asam Aram
karena mungkin saking asamnya buah ini, kebanyakan orang-orang kalau makan buah
ini sambil merem-merem. Kalau tidak percaya silahkan dicoba, hehe. Yak, kembali
lagi nih, kali ini ikikayar akan membahas si buah rawa yang asam ini.
Buah yang bernama latin Eleiodoxa Conferta ini merupakan
tumbuhan yang termasuk ke dalam keluarga tumbuhan palem (palma) yang terdapat
di Asia Tenggara. Tumbuhan yang biasa hidup di rawa ini selintas mirip sekali
dengan tanaman salak, mulai dari batang, daun sampai ke buahnya. Akan tetapi buahnya
lebih kecil daripada salak yang berdiameter sekitar 3-5 cm saja. Tekstur dari
buah ini pun berbeda dari buah salak yaitu lebih tebal/ keras dan lembut ketika
sudah matang dengan rasa yang sangat asam. Saat dikupas, isi buahnya tampak
bening dan berair. Air itulah yang menjadikan si buah rawa ini memiliki rasa
yang sangat asam.
Walaupun awalnya tumbuhan ini hidup di rawa, hingga sekarang
banyak masyarakat pesisir Sambas yang membudidayakan tumbuhan ini. Sebab buah ini
kaya akan manfaat baik untuk di makan langung, diolah menjadi minuman, dicampur
dengan makanan lain, maupun dimanfaatkan untuk perawatan kulit. Di derah kami,
buah ini sering dijadikan manisan yang kemudian disuguhkan kepada tamu yang
datang ke rumah baik pada hari-hari biasa maupun hari lebaran. Selain dijadikan
manisan, buah rawa ini juga sering dijadikan minuman sirup yang sangat menyegarkan.
Walaupun buah ini memiliki rasa yang sangat asam, buah ini kaya akan manfaat
karena mengandung vitamin C yang sangat tinggi yang baik untuk kesehatan kulit.
Karena itu pula, buah ini sering dimanfaatkan untuk mengatasi jerawat,
mengecilkan pori-pori wajah, serta kulit berminyak.
Sekian postinganku tentang buah rawa yang asam ini, sampai
jumpa lagi di postingan-postingan berikutnya dan terima kasih. Semoga
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum...
No comments:
Post a Comment